Batik – Indonesian Indigenous Resource Center

Pada tanggal 2 Oktober 2009, Batik Indonesia memperoleh pengakuan sekaligus penghargaan Unesco sebagai masterpiece of the oral and intangible humanity. Apa makna penghargaan tersebut? Menarik untuk diperhatikan bahwa Unesco memberikan penghargaan kepada Batik Indonesia sebagai masterpiece of humanity. Tersirat dalam istilah itu pengertian bahwa penghargaan kepada Batik Indonesia tidak didasari oleh penilaian artistik semata, melainkan terlebih pada nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk dalam dan melalui seluruh rangkaian prosesi batik.
Memang, Confention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage yang disahkan Unesco pada bulan Oktober 2003 memahami istilah intangible cultural heritage (warisan budaya nir-wujud sebagai praktik-praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, ketrampilan _ beserta peralatan, obyek, artefak, dan ruang kultural yang terkait dengannya _ yang oleh komunitas, kelompok dan dalam beberapa kasus, oleh sejumlah pribadi dikenal sebagai bagian dari warisan budaya mereka.
Warisan budaya nir-wujud tersebut, yang diwariskan dari generasi ke generasi, senantiasa dicipta kembali oleh komunitas dan kelompok sebagai jawaban atas lingkungan mereka, interaksi mereka dengan alam dan sejarah mereka, dan memberikan pada mereka perasaan identitas dan kesinambungan, dengan demikian mengedepankan penghormatan terhadap keragaman budaya dan kreativitas manusia.
Sejalan dengan cara pandang Unesco tersebut, layanan Indonesia Indigeneous Resource Center (IRC) menyadari akan pentingnya mengenalkan tentang warisan budaya batik ini melalui website pengayaan konten IIRC.
Informasi yang disajikan disoroti dari dimensi artistik maupun non artistiknya untuk menggambarkan bagaimana proses identifikasi batik sebagai warisan budaya anak bangsa Indonesia berlangsung. Dimensi nilai yang diangkat dalam tulisan mereka tidak terbatas pada nilai estetik/artistik belaka, melainkan meliputi pula nilai ekonomis, nilai sosial, dan nilai pendidikan.